Tentang Prodi

Program Studi Ilmu Politik (PSIP) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga dibuka secara resmi, kemudian mulai menerima mahasiswa pada tahun akademi 1982/1983 ketika kondisi perpolitikan Indonesia menjelang puncak otoritarian. Sebelum pembukaannya telah dilakukan serangkaian langkah persiapan yang dilandasi oleh suatu kesadaran dan keyakinan bahwa ilmu politik merupakan bidang kajian yang sangat diperlukan, baik untuk menjawab tantangan pembangunan yang dihadapi bangsa Indonesia maupun dalam rangka pengembangan peradaban manusia yang makin kualitatif pada umumnya, khususnya kualitas berdemokrasi.

 

Kajian politik yang merupakan kegiatan keilmuan yang mencakup analisis-analisis mengenai proses pembentukan tujuan bersama dan pelaksanaannya dalam tindakan, serta peran-peran individu dan kelompok di sana, tentu mudah dipahami arti pentingnya untuk dipelajari dan dikembangkan. Arti penting ini, antara lain, tampak nyata bila dikaitkan dengan tekad bersama bangsa Indonesia untuk mengembangkan demokrasi yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila, yang dapat diinterpretasi sebagai sistem politik yang berkarakteristik keindonesiaan tanpa mengabaikan prinsip-prinsip demokrasi yang universal.

 

Dengan kesadaran seperti itu, pendidikan ilmu politik yang dikembangkan adalah pendidikan yang membebaskan dan bercorak antisipatif: menyiapkan dan menyongsong masa depan. PSIP-FISIP Universitas Airlangga senantiasa mendorong tumbuhnya pemikiran kritis dan memasilitasi segenap warganya untuk mengambil prakarsa dan berperan aktif dalam pengembangan masyarakat dan perubahan-perubahan politik. Sebagai konsekuensinya kadang juga ada yang menjadi korban pergolakan politik. Tetapi, sebaliknya, ketika perpolitikan Indonesia benar-benar mengalami perubahan menjadi demokratis banyak alumni yang berperan penting dan sukses berkarier di bidang politik dan/atau bidang-bidang lain yang berkaitan dengan politik.

Perubahan politik yang berlangsung amat cepat sejak satu dasawarsa belakangan ini telah membuka peluang sekaligus menantang kajian-kajian politik yang lebih variatif, lebih kreatif, lebih berkualitas, dan konstruktif demi memberikan kontribusi nyata bagi pemantapan kehidupan berdemokrasi yang efektif, sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia serta mempercepat peningkatan kesejahteraannya. Masih banyaknya keluhan dan kritikan (bahkan sinisme) terhadap proses-proses politik, kinerja institusi dan anggota badan perwakilan rakyat (DPR/DPRD), praktik-praktik pemilihan umum (nasional dan daerah), partai politik, birokrasi, peranserta politik warga negara, dan lain-lain kiranya harus diartikan sebagai tantangan yang menunggu produk-produk kajian politik yang lebih baik. Sebuah panggilan tanggung jawab yang sama sekali tidak dapat diabaikan oleh penyelenggara pendidikan ilmu politik.

 

Indonesia sebagai bangsa besar dan mempunyai sejarah panjang, di satu sisi memiliki warisan historis yang sangat bernilai dan patut dibanggakan, tetapi juga harus diperkaya dan disesuaikan dengan perkembangan baru. Pengembangan politik Indonesia tentu tidak bisa dilakukan dengan menutup mata terhadap pengalaman bangsa-bangsa lain yang telah lebih (dahulu) berhasil mengembangkan demokrasi dan kajian-kajian politiknya. Karena itu, PSIP-FISIP Universitas Airlangga juga mendorong mahasiswa untuk terbuka, peka, dan banyak melakukan studi perbandingan untuk memperluas wawasan dan memperkaya pengetahuan, sehingga dapat menyeimbangkan antara kecenderungan universalitas ilmu pengetahuan dan relevansinya untuk kebutuhan-kebutuhan kontekstual (nasional).

 

Dewasa ini, tantangan, kesadaran, sekaligus kebutuhan akan pentingnya pengembangan analisis-analisis politik makin banyak seiring dengan tambah kompleksnya persoalan-persoalan perubahan dan pembangunan yang berbasis pada hak asasi manusia, dan makin canggihnya teknik-teknik kontestasi politik akibat makin banyak dan seringnya praktik pemilu. Dalam konteks ini, nyaris tidak ada bidang kehidupan yang sama sekali terlepas tanpa kaitan dengan dunia politik. Pemecahan berbagai masalah ekonomi, sosial, dan budaya – seperti globalisasi ekonomi, liberalisasi, investasi, perdagangan, ekspor-impor, pengembangan teknologi, keragaman budaya, kebangsaan, etnisitas, lokalitas, kemiskinan, gender – makin tidak dapat mengabaikan analisis-analisis politik. Penyelenggaraan PSIP, karenanya merupakan sebuah panggilan dan tantangan yang menuntut kerja keras, dan dedikasi atau pengabdian serius.